![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjperP3zzcJ09fq1zRC0lOnn5yzJn2F2Bfkx0hE_DhovFEWkCJg_qQjcRqLrdNXM8J15A07U2F26vHMb5E2HC0J4P7SE7GbRfOAmY5sXNPQKEGXjPGSETRpHdhiWUQIKPKxZHCOwHC0wXRz/s400/Einsatzgruppe+jews+execution.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg830lFttmoEv9B79gRIaRMzOTd48YGrP3ibhvQMkzbcyi70jcZOKiQpYI7wgE6WURLHxwy5c3cEO-krMAWiKUYuaoC4b1sxYUY31ZQEOIoDgYMrOeha642k3wP1IMe5BqkkLEyoUmvx3HY/s400/Holocaust_Denial+by+Ku+Klux+Klan.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6uQJE_ZWQpZLWJl2jwY2Y3NqngAZVmnHEziFgO1IptIsSsIeHjYaOzULr6Vzmk-sqYpvIk7Uyuavk3T7tOGRk9VeI2e2ftJ3KM2myBv71dbB1WpVN6xs6C1IRcyztmVB51x5Y8G9zD9ym/s400/WWII-HolocaustDeaths-Pie-All.png)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzDVctsVBpeNPD0KHIBrWPXaWvsmYsslhJ0n-gKB_4hclCDiOQxDKtJjKqlvpddRk2oAHu0aUog3z67krz5JahWqQ52QIB5rtrN9g8TTaoGUu-ErWINNFQjpJ8P0H3c1F3DBF1wdOD9K09/s400/concentration+camp+map+holocaust.jpg)
Selain
Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, belum pernah ada tokoh di dunia yang
berani secara terang-terangan mengatakan keberadaan holocaust hanya
sekedar mitos. Sebab, bagi banyak orang, khususnya di Barat dan Eropa,
menolak keyakinan keberadaan Holoucaust bisa dianggap sebagai ?anti
semit’ dan sebuah pelanggaran tidak sepele.
Holocaust,
yang diklaim kaum Yahudi sebagai peristiwa pembantaian oleh Nazi Jerman
di bawah Adof Hitler di masa Perang Dunia II -kaum Yahudi juga
menyebutnya sebagai ?the final solution- dan dianggap menyebabkan lebih
dari enam juta kaum Yahudi ?dibantai’ di ruang gas di kamp-kamp
Auschwitz tak lain hanyalah ?kebohongan’ tergoranisir dan tercanggih di
abad ini.
Kecuali
orang tak tidak waras, bagi kebanyakan orang normal, meyakini lebih dari
enam juta kaum Yahudi disiksa dan dibantai adalah sulit dinalar. Bagi
yang percaya propaganda murahan seperti ini, membantai jutaan orang
-secara matematis membutuhkan 137 orang perjam-nya untuk dibantai-adalah
omong kosong yang tak bermutu. Sebab, selama Perang Dunia II, hanya ada
segelintir kamp-kamp di Jerman. Selain itu, kota Austchwitz adalah kota
kecil. Seharusnya Jerman harus menyediakan ratusan kamp di kota kecil
itu.
Bahkan
selama 6 hari pada Oktober 1999, sebuah tim Australia yang dipimpin
oleh Richard Krege -seorang insinyur elektronik terkemuka- melakukan
pengujian terhadap tanah pada bekas kamp Treblinka II di Polandia, di
mana para sejarawan Holocaust meyakini jutaan orang Yahudi dibunuh di
kamar gas kemudian dikubur secara massal, tak mendapatkan bukti apapun,
kecuali kebohongan.
Untuk
yakin bahwa jumlah Yahudi di Eropa selama 60 tahun lalu melebih enam
juta jiwa (sedangkan saat ini jumlah keseluruhan populasi hanya berkisar
20 juta jiwa) diperkirakan hanya bisa diwakili orang-orang yang ?tidak
sehat’ berfikir.
Lantas
bagaimana bisa cerita lelucon ini bisa “menyihir” jutaan orang dan
Negara-negara besar di Barat dan Eropa? Panjang ceritanya. Lagi-lagi,
tak jauh dari ?teori konspirasi’ (meski hal-hal seperti ini sering
dianggap isapan jempol semata).
Sejak
mendirikan negara tahun 1948 dengan merampas tanah Palestina, Israel
tidak begiku dianggap penting di dunia. Bahkan ketika Israel ikut
bersekutu dengan Perancis dan Inggris menyerang Mesir tahun 1956 yang
membuat semenanjung Sinai jatuh, Israel tetap tak dianggap berarti.
Bahkan
Amerika Serikat (AS) kala itu lebih memilih “Negara Arab” untuk menjaga
hubungannya karena dianggap lebih menguntungkan secara politis di masa
depan.
Yahudi
-dalam hal ini Holocoust- tiba-tiba dianggap begitu penting bagi
pemerintahan Amerika khususnya, setelah ia berubah menjadi ?industri
politik’ yang digunakan untuk memeras dolar.
Sampai-sampai
banyak warga Amerika yang lebih mengenal Holocaust dibanding sejarah
penting mereka sendiri seperti peristiwa Pearl Harbor, di mana sejarah
jatuhnya bom atom oleh Jepang. Bahkan hingga hari ini, tak ada
penghargaan lebih tinggi melebihi Holocaust di Amerika Serikat (AS).
Begitu
dahsyatnya “sihir” Holocaust, sampai-sampai bagi yang tak mengakui
-termasuk yang menolak dan mengingkarinya-harus berhadapan dengan
penjara. Tak kurang dari beberapa ilmuwan penting seperti; Robert
Faurisson, Profesor Roger Garaudy (Perancis), David Irving (Inggris),
Ernest Zandel (Kanada), Gatsom Amadeus (Swiss), George Ashley (AS), Dr.
Joel Heyward (New Zealand), kesemuanya harus menjalani hukuman atas
keberanian mereka menentang fakta adanya “kebohongan” Holocaust.
Buku
ini merupakan salah satu buku laris di Eropa, Timur Tengah, Asia, dan
Amerika. Penulisnya adalah Norman G. Finkelstein membuktikan sendiri
kebenaran skandal bernama Holocaust. Sebuah fakta sejarah yang tiba-tiba
berubah menjadi “industri politik” dan bisa memeras berbagai negara,
terutama Amerika Serikat. Termasuk pemerasan bank-bank Swiss. Sang
penulis, Norman G. Finkelstein -yang mengalami sendiri peristiwa itu,
karena berdarah Yahudi-membuktikan banyak kebohongan yang kini
terus-menerus dipaksakan ke seluruh penjuru dunia. Setidaknya, buku ini
teramat penting bagi yang silau oleh tipu daya Yahudi.
Sebagaimana kata koran The Times, “Buku ini meneriakkan skandal. Ini adalah sebuah polemik yang disuarakan dengan keras.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar