Senin, 18 Februari 2013

Mantan Pasukan SS Nazi Pernah Bertempur Dengan Pejuang Kemerdekaan Indonesia!

Pangeran Bernhard (kanan) menginspeksi para awak kapal selam Belanda di pengasingan, Dundee, tanggal 25 September 1940 (karena negaranya diduduki oleh Nazi). Di sebelahnya adalah Gerardus Bernardus Michael van Erkel (kelak menjadi Vizeadmiral setelah perang)


Seragam sukarelawan SS Belanda, dengan medali yang terlalu berlebihan (karena tidak ada sukarelawan Belanda yang pernah meraih penghargaan Schwerter)!


Propaganda Nazi untuk menarik minat bangsa Belanda menjadi sukarelawan Waffen-SS


Sukarelawan Waffen-SS asal Indonesia


Tentara KNIL Belanda dan lokal menaiki kendaraan Overvalwagen


Konvoy tentara kolonial Belanda di bumi Indonesia


Pangeran Bernhard, suami Ratu Juliana, pernah mengusulkan untuk mengirim pasukan khusus SS (Schutzstaffel) ke Hindia Belanda (Indonesia), saat Jenderal Spoor membutuhkan 10.000 tentara tambahan.

Hal ini terungkap dalam arsip Kementerian Pertahanan Belanda yang ditemukan sejarawan Jacques Bartels, seperti dipublikasikan De Trouw tanggal 27 Juni 2008. Arsip tersebut dimuat dalam buku Tropenjaren. Ploppers en Patrouilles karya Bartels, yang terbit di bulan yang sama.

Pasukan SS pada awalnya adalah paramiliter di bawah partai Nazi, Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei (NSDAP), kemudian tumbuh menjadi kesatuan elite dan dikenal sangat brutal dan kejam di medan tempur.

Dalam rapat Legerraad (Dewan Militer) pada 24 Mei 1946, Pangeran Bernhard yang saat itu menjabat Inspektur Jenderal Angkatan Darat, mengusulkan supaya pasukan ini dikirim ke Nederlands-Indie. Saat itu pasukan Belanda di bawah komando Jenderal Simon Hendrik Spoor membutuhkan pasukan tambahan sebanyak 10.000 orang untuk kembali menduduki Nederlands-Indie yang baru saja memproklamirkan kemerdekaannya menjadi Indonesia.

Karena pasukan SS sangat terlatih dan berpengalaman di front, Pangeran Bernhard berpendapat, mereka tepat untuk dikirim untuk memenuhi permintaan Jenderal Spoor. Kebetulan saat itu ada ribuan anggota SS ditahan di Harskamp, setelah Nazi Jerman kalah perang.

Namun usul Bernhard tersebut ditolak Minister van Oorlog (Menteri Urusan Perang) Johannes Meynen yang bertanggung jawab pada pengiriman militer ke Nederlands-Indie. Meynen menilai usul Bernhard itu akan menuai masalah, karena pasukan Belanda tak mau disejajarkan dengan SS yang dicap sebagai penjahat Perang Dunia II.

Bernhard akhirnya menarik kembali usulannya itu. Namun kelak kemudian diketahui bahwa ada ratusan eks pasukan SS yang dikirim berperang ke Indonesia dengan status wajib militer.


sumber by:http://alifrafikkhan.blogspot.com
BACA SELENGKAPNYA - Mantan Pasukan SS Nazi Pernah Bertempur Dengan Pejuang Kemerdekaan Indonesia!

Album Foto Pengambil-alihan Sudetenland oleh Jerman


Sudetenland selama berlangsungnya pendudukan pasukan Jerman


General der Infanterie Eugen Ritter von Schobert (kedua dari kiri) bersama dengan Reichsstatthalter Franz Ritter von Epp (tengah, sebelah Schobert) di Sudetenland tahun 1938

Masih dalam rangkaian foto yang sama dengan di atas, hanya kali ini posisi Schobert dan Epp rada sedikit berubah


Eugen Ritter von Schobert (kedua dari kiri) dan Franz Ritter von Epp (keempat dari kiri) berkumpul di sebuah bekas bunker Cekoslowakia di Sudetenland


Seorang perwira Heer yang tidak diketahui namanya berpose di depan sebuah bekas bunker Cekoslowakia di Sudetenland


Reichsstatthalter Franz Ritter von Epp mengenakan seragam kehormatan (Charakter als) Generaloberst Heer selama berlangsungnya invasi Jerman atas Sudetenland

General der Infanterie Eugen Ritter von Schobert (pangkat terakhir Generaloberst) di Sudetenland. Dalam peristiwa pengambil-alihan ini dia menjabat sebagai panglima VII Korps

Generaloberst (pangkat kehormatan) Franz Ritter von Epp dalam kunjungan ke Sudetenland tahun 1938, tak lama setelah bersatunya kembali wilayah tersebut dengan Third Reich. Medali yang tergantung di jaketnya adalah Militär-Max-Joseph-Orden dari Bavaria, yang dianugerahkan kepadanya tanggal 23 Juni 1916. Ini membuat namanya ditambahi embel-embel "Ritter" yang merupakan gelar kebangsawanan Bavaria

Franz Ritter von Epp bersama dengan Oberbürgermeister Passau mengadakan kunjungan ke kastil terbesar disana ketika Sudetenland bergabung dengan Jerman tahun 1938. Setelah saya ubek-ubek primbon buat mencari identitas sang Oberbürgermeister, saya dapati namanya adalah Max Moosbauer yang menjabat dari tahun 1933 sampai dengan 1945, persis sama dengan masa kekuasaan Nazi Jerman!

Franz Ritter von Epp dikerubungi oleh para wanita lokal di Kastil Passau


Franz Ritter von Epp berfoto bersama dengan Oberbürgermeister Passau yang bernama Max Moosbauer

Kendaraan staff Nazi memasuki wilayah Sudetenland dengan mendapat penyambutan meriah dari warga setempat, lengkap dengan salam Nazi dan bendera Swastika yang terhampar dimana-mana

Infanterie-Regiment 90 di Sudetenland, 5 Oktober 1938


Kendaraan pengintai lapis baja bergerak melalui jalan kota di wilayah Schatzlar-Freiheit, Oktober 1938

Adolf Hitler memberikan pidato tak lama setelah aneksasi Jerman atas Sudetenland

Adolf Hitler disambut oleh penduduk Jerman di Sudetenland dalam kunjungannya ke Wildenau (1938). SS-Gruppenführer yang berdiri dengan wajah terhalang di jok belakang adalah Konrad Henlein, sementara jenderal Heer yang wajahnya persis berada di bawah siku Hitler adalah Walther von Reichenau

Pada tahun 1938 pasukan Wehrmacht menduduki kota Egger (sekarang berganti nama menjadi Cheb dan menjadi wilayah Republik Ceko). Kerumunan penduduk telah berkumpul di lapangan kota untuk melihat Hitler dan para pengiringnya melintas dengan menggunakan mobil bak terbuka. Di latar belakang kita bisa melihat gereja dan bangunan bersejarah lainnya


BACA SELENGKAPNYA - Album Foto Pengambil-alihan Sudetenland oleh Jerman

Bukti Kebohongan Holocaust


Tentara Jerman bersama tawanan Yahudi tak lama setelah penyerbuan ke Polandia (1939). Perhatikan orang kedua dari kiri, mirip siapakah dia? Tak salah lagi, Mahmud Ahmedinejad, Presiden Iran! :-)


Seorang prajurit unit Einsatzgruppe mengeksekusi Yahudi Rusia dalam sebuah lubang dengan disaksikan rekan-rekan mereka


Bahkan Ku Klux Klan pun menolak klaim Holocaust yang digembar-gemborkan Yahudi!


Tabel 'korban' keganasan Hitler


Peta kamp konsentrasi SS di Eropa

Selain Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, belum pernah ada tokoh di dunia yang berani secara terang-terangan mengatakan keberadaan holocaust hanya sekedar mitos. Sebab, bagi banyak orang, khususnya di Barat dan Eropa, menolak keyakinan keberadaan Holoucaust bisa dianggap sebagai ?anti semit’ dan sebuah pelanggaran tidak sepele.
Holocaust, yang diklaim kaum Yahudi sebagai peristiwa pembantaian oleh Nazi Jerman di bawah Adof Hitler di masa Perang Dunia II -kaum Yahudi juga menyebutnya sebagai ?the final solution- dan dianggap menyebabkan lebih dari enam juta kaum Yahudi ?dibantai’ di ruang gas di kamp-kamp Auschwitz tak lain hanyalah ?kebohongan’ tergoranisir dan tercanggih di abad ini.
Kecuali orang tak tidak waras, bagi kebanyakan orang normal, meyakini lebih dari enam juta kaum Yahudi disiksa dan dibantai adalah sulit dinalar. Bagi yang percaya propaganda murahan seperti ini, membantai jutaan orang -secara matematis membutuhkan 137 orang perjam-nya untuk dibantai-adalah omong kosong yang tak bermutu. Sebab, selama Perang Dunia II, hanya ada segelintir kamp-kamp di Jerman. Selain itu, kota Austchwitz adalah kota kecil. Seharusnya Jerman harus menyediakan ratusan kamp di kota kecil itu.
Bahkan selama 6 hari pada Oktober 1999, sebuah tim Australia yang dipimpin oleh Richard Krege -seorang insinyur elektronik terkemuka- melakukan pengujian terhadap tanah pada bekas kamp Treblinka II di Polandia, di mana para sejarawan Holocaust meyakini jutaan orang Yahudi dibunuh di kamar gas kemudian dikubur secara massal, tak mendapatkan bukti apapun, kecuali kebohongan.
Untuk yakin bahwa jumlah Yahudi di Eropa selama 60 tahun lalu melebih enam juta jiwa (sedangkan saat ini jumlah keseluruhan populasi hanya berkisar 20 juta jiwa) diperkirakan hanya bisa diwakili orang-orang yang ?tidak sehat’ berfikir.
Lantas bagaimana bisa cerita lelucon ini bisa “menyihir” jutaan orang dan Negara-negara besar di Barat dan Eropa? Panjang ceritanya. Lagi-lagi, tak jauh dari ?teori konspirasi’ (meski hal-hal seperti ini sering dianggap isapan jempol semata).

Sejak mendirikan negara tahun 1948 dengan merampas tanah Palestina, Israel tidak begiku dianggap penting di dunia. Bahkan ketika Israel ikut bersekutu dengan Perancis dan Inggris menyerang Mesir tahun 1956 yang membuat semenanjung Sinai jatuh, Israel tetap tak dianggap berarti.
Bahkan Amerika Serikat (AS) kala itu lebih memilih “Negara Arab” untuk menjaga hubungannya karena dianggap lebih menguntungkan secara politis di masa depan.
Yahudi -dalam hal ini Holocoust- tiba-tiba dianggap begitu penting bagi pemerintahan Amerika khususnya, setelah ia berubah menjadi ?industri politik’ yang digunakan untuk memeras dolar.
Sampai-sampai banyak warga Amerika yang lebih mengenal Holocaust dibanding sejarah penting mereka sendiri seperti peristiwa Pearl Harbor, di mana sejarah jatuhnya bom atom oleh Jepang. Bahkan hingga hari ini, tak ada penghargaan lebih tinggi melebihi Holocaust di Amerika Serikat (AS).
Begitu dahsyatnya “sihir” Holocaust, sampai-sampai bagi yang tak mengakui -termasuk yang menolak dan mengingkarinya-harus berhadapan dengan penjara. Tak kurang dari beberapa ilmuwan penting seperti; Robert Faurisson, Profesor Roger Garaudy (Perancis), David Irving (Inggris), Ernest Zandel (Kanada), Gatsom Amadeus (Swiss), George Ashley (AS), Dr. Joel Heyward (New Zealand), kesemuanya harus menjalani hukuman atas keberanian mereka menentang fakta adanya “kebohongan” Holocaust.
Buku ini merupakan salah satu buku laris di Eropa, Timur Tengah, Asia, dan Amerika. Penulisnya adalah Norman G. Finkelstein membuktikan sendiri kebenaran skandal bernama Holocaust. Sebuah fakta sejarah yang tiba-tiba berubah menjadi “industri politik” dan bisa memeras berbagai negara, terutama Amerika Serikat. Termasuk pemerasan bank-bank Swiss. Sang penulis, Norman G. Finkelstein -yang mengalami sendiri peristiwa itu, karena berdarah Yahudi-membuktikan banyak kebohongan yang kini terus-menerus dipaksakan ke seluruh penjuru dunia. Setidaknya, buku ini teramat penting bagi yang silau oleh tipu daya Yahudi.
Sebagaimana kata koran The Times, “Buku ini meneriakkan skandal. Ini adalah sebuah polemik yang disuarakan dengan keras.
BACA SELENGKAPNYA - Bukti Kebohongan Holocaust

Titik Balik Peperangan Di Front Timur, Awal Dari Kekalahan Jerman!

Para prajurit Jerman membeku dalam dinginnya musim dingin di Stalingrad, yang banyak disebut sebagai titik balik Perang Dunia II di Eropa


Pasukan Jerman bersama sukarelawan Cossack bahu membahu bertempur di dalam kota Warsawa melawan pemberontakan dari para Yahudi ghetto (1944)


Tawanan Jerman yang bonyok habis digebuki, sedang dibawa oleh para milisi Free French


Seorang pasukan SS berseragam lengkap siap tempur dala invasi besar-besaran terakhir Jerman ke Ardennes di front Barat yang kemudian terkenal sebagai 'The Battle Of Bulge'. Foto ini menjadi begitu terkenal, tapi tetap identitas si prajurit masih tetap menjadi misteri. Yang jelas, dia masih hidup sampai beberapa tahun yang lalu tapi menolak setiap akses dan permintaan untuk mewawancarai dirinya!


General der Artillerie Helmuth Weidling (kiri), pemegang Schwerter, bersama para staffnya menyerah kalah pada pasukan Merah yang telah menguasai Berlin, Mei 1945. Bagi yang sudah pernah menonton film "Der Untergang" (atau "Downfall", untuk versi bahasa Inggrisnya) pasti tahu si jenderal tua pemberani ini!



Di akhir 1941, yakni 6 bulan dari Operasi Barbarossa dimulai pada tanggal 22 Juni 1941, invasi Jerman Reich telah menelan korban di pihak Rusia lebih dari 6 juta serdadu, setengah tewas di medan perang, dan setengahnya lagi ditawan oleh pasukan Jerman, belum terhitung lagi pendudukan wilayah dan kerugian materil lainnya.Namun oleh pertolongan musim dingin, pasukan Jerman yang lelah terhenti setelah begitu dekat dengan Moskow dan dapat dipukul mundur.

Namun ketika musim panas 1942 datang, Rusia masih terlalu lemah dari pukulan yang bertubi-tubi, sementara militer Jerman siap mendemonstrasikan sekali lagi kekuatannya yang menakutkan.

Para jendral di OKW (OberKommando der Wehrmacht) atau panglima tertinggi angkatan bersenjata Jerman Reich, ingin mencoba sekali lagi untuk melakukan penyerangan ke arah Moskow untuk menduduki ibukota Negara tersebut, menusuk tepat di jantung, dan menghancurkan seluruh sisa pertahanan Rusia. Namun, saat itu Hitler telah secara individu memegang tampuk kekuasaan tertinggi di hierarki militer Jerman Reich, dan semakin jarang mau mendengar nasihat jendral-jendralnya.. :(

Pada April 1942, Hitler mengeluarkan “Perintah Perang 41” (kita sebut saja PP41), yang berisikan detil rencananya di front timur untuk musim semi 1942, dikenal juga dengan kode ”Operation Blue”. Rencananya adalah untuk mengumpulkan seluruh pasukan tempur yang tersedia di front timur dan mengkonsentrasikannya di sayap selatan, hancurkan seluruh pertahanan Rusia disana, kemudian maju dengan 2 ujung tombak yang mengemban misi untuk menduduki seluruh pusat industri di selatan Rusia, dengan rincian sebagai berikut:

1. Ujung Tombak 1, maju ke Tenggara melalui wilayah pegunungan Kaukasus untuk menduduki daratan dengan kandungan minyak yang kaya.
2. Ujung Tombak 2, maju ke Timur ke Stalingrad yang pada waktu itu merupakan kota pusat industri di sisi barat dari sungai Volga yang besar, sebagai jalur utama transportasi air Rusia dari utara Moskow sampai dari laut Caspia di selatan.

Penting untuk diingat bahwa ketika PP41 dikeluarkan, Hitler belum memerintahkan untuk menduduki Stalingrad. Perintahnya adalah “hanya untuk mencapai Stalingrad, hujani dengan artileri berat untuk meratakan kawasan industri disana”. Pada hari pertama, kedua ujung tombak Jerman menuntaskan misi ini tanpa kesulitan berarti. Namun pada akhirnya adalah pertempuran keras kepala untuk menduduki Stalingrad yang merubah semuanya (diperparah oleh penolakan Hitler untuk mundur dari Stalingrad), yang ia harus bayar mahal dengan kehilangan seluruh unit tempurnya di selatan front timur.

Karena begitu pasukannya masuk ke kota yang dinamakan dari Stalin, sang diktator Soviet yang juga merupakan musuh ideologi Hitler, tiba-tiba Hitler menjadi terobsesi untuk menduduki Stalingrad, dan terus terobsesi sampai seluruh kekuatan Jerman Reich di selatan Rusia dihancurkan sampai tentara terakhir.

Cerita dimulai..
Serangan Jerman di selatan Rusia dimulai pada 28 Juni 1942, setahun setelah invasi ke Rusia dimulai. Armada darat Jerman dengan Bltizktriegnya, maju dengan kecepatan mematikan, dengan sekutu Itali, Romania dan Hungaria mengikuti dari belakang, yang diberikan tugas untuk melindungi Flank (sisi) pasukan Jerman. Hasilnya, garis depan Rusia jatuh dalam hitungan hari, mengantarkan Jerman ke pertahanan alami Rusia yang paling sulit ditembus, yakni sungai Volga.

Pada 28 Juli 1942, dalam keputus-asaan untuk mencegah kejatuhan Stalingrad, Stalin mengeluarkan “Perintah 227” yang berbunyi, “Setiap jengkal tanah Soviet harus dipertahankan mati-matian sampai darah dari orang terakhir menetes.”, lalu Polisi Rahasia ditempatkan tepat dibelakang garis depan Rusia dengan perintah untuk membunuh siapa saja yang lari mundur.

Namun setelah semua dilakukan, Grup Pasukan* 62 dan Grup 64 Rusia di barat Stalingrad tetap saja tidak mampu menahan laju pasukan Jerman. Mereka terpukul mundur kedalam kota.
* Grup Pasukan (Army Group) = terdiri dari beberapa Korps, Korps = terdiri dari beberapa Divisi, Divisi = terdiri dari beberapa Resimen, dst.

23 Agustus 1942, ujung tombak Army Group 6 Jerman sampai di bantaran Volga tepat di utara kota Stalingrad dan menduduki 8 km dataran di pesisir Volga, kemudian Tank dan Artileri Jerman mulai menenggelamkan Ferri dan Kapal yang lalu lalang di Volga. Pada hari itu, unit lain dari Grup 6 Jerman mencapai perbatasan kota, dan ratusan bomber dari Armada Udara 4 Luftwaffe mulai menghujani kota dengan bom, dan terus berlangsung sampai berminggu-minggu menghancurkan setiap bangunan yang ada.. Perang di Stalingrad telah dimulai.

C.Q.B. (Close Quarter Battle)
Pada hari pertama pertempuran kota, pihak Jerman penuh dengan keyakinan meskipun perlawanan pertahanan Rusia sangat tangguh, akan segera menduduki kota. Sementara dari pihak Rusia, keadaan tidak menjadi lebih baik. Pertahanan Rusia terdiri dari 40.000 serdadu pada awalnya, namun tak lebih dari prajurit cadangan yang sangat tidak siap secara perlengkapan, semua orang mengasumsikan bahwa Stalingrad akan jatuh dalam beberapa hari.

Satu-satunya alasan mengapa Stalingrad masih belum jatuh ke tangan Jerman, adalah karena kombinasi dari kepemimpinan perwira tinggi Rusia dengan kemampuan militer yang brilyan, dan tentu saja perlawanan sengit dari pasukan Rusia yang didorong oleh rasa takut dibunuh Polisi Rahasia.

Ada 2 perwira tinggi Rusia yang diberikan tugas menyelamatkan Stalingrad:

Pertama, Jendral Vasily Chuikov, deputi panglima komando dari Grup 64 selatan Stalingrad, seorang yang sangat agresif menerapkan strategi, kemudian dinaikan pangkat menjadi Komandan Regional dengan bonus jabatan: situasi gawat di Stalingrad. Dengan Grup 62 yang masih bertahan di dalam kota Stalingrad dibawah kendalinya, Chuikov diberikan pertanyaan pada hari pertamanya di kantor, “Bagaimana pemahaman anda terhadap misi yang diemban?”, Chuikov menjawab, “Kita akan mempertahankan Stalingrad, atau kita mati”. Banyaknya serdadu Rusia yang mati di medan perang kemudian adalah bukti keseriusan ucapannya.

Ketika Jendral Chuikov menginjakan kaki nya di Stalingrad, Grup 62 telah kehilangan setengah pasukannya. Dan telah jelas bagi para serdadu bahwa Stalingrad telah menjadi perangkap tikus, dan banyak dari mereka mencoba lari menyebrang sungai Volga. Jendral Chuikov paham bahwa waktu harus dibeli dengan darah.

Satuan elit kemudian ditempatkan di sisi lain sungai Volga diberikan tugas khusus untuk menembak setiap serdadu yang mencoba kabur menyebrang. Meskipun banyak prajurit yang tewas, terapi kejut ini memberikan Chuikov waktu untuk mencoba menahan tekanan dari garis depan Jerman.

Ekspektasi hidup bagi prajurit Rusia yang berada di dalam pertahan kota adalah 24 jam! Seluruh unit dikorbankan demi pertahanan Stalingrad. Ada satu unit tempur yang mungkin paling dikorbankan dibandingkan unit lainnya, yakni satuan elit Divisi 13 Penjaga, yang dikirim menyebrang Volga masuk kota dengan 10.000 serdadu, dimana dalam 24 jam pertama hanya tersisa 320! Persentase kematian 97% yang mungkin terbesar dalam sejarah perang di muka bumi ini. Tapi mereka berhasil menyelamatkan Stalingrad.

Perang di dalam kota Stalingrad memiliki konsentrasi kekuatan Jerman dan intensitas pertempuran yang belum pernah terjadi sebelumnya selama Perang Dunia 2, dengan beberapa Divisi dari masing-masing pihak bertempur di garis depan dengan area tempur membentang hampir 2 kilometer! Jendral Chuikov harus memindahkan dirinya dari pos komando yang satu ke pos komando lainnya untuk menghindari terbunuh ataupun tertangkap.

Namun hanya dengan mengirim pasukan tambahan untuk menggantikan yang tewas nampaknya tidak cukup. Maka untuk mengurangi kehilangan yang begitu besar, strategi Chuikov adalah dengan memperdekat ruang tempur posisi antar garis depan sampai begitu dekat, sehingga pesawat pembom Jerman Stuka tidak memiliki pilihan lain untuk menjatuhkan bomnya dengan resiko membunuh pasukannya sendiri.

Hasilnya, pertempuran di Stalingrad berubah menjadi serangkaian Skirmish (kontak skala kecil) di setiap jalan, di setiap rumah, di setiap gedung, di setiap lantainya, bahkan di setiap ruangan yang berada di dalam gedung tersebut. Sebuah pos dapat berganti alih kuasa setelah baku tembak berdarah sampai 15 kali setiap minggunya! Puing-puing kota Stalingrad pun telah menjadi tempat penjagalan dengan para Sniper (penembak jitu) dari kedua belah pihak sebagai algojonya, dimana pada akhirnya adalah pihak Rusia yang kemudian mengumpulkan nilai terbanyak dalam adu bunuh jarak jauh tersebut, menewaskan banyak perwira Jerman termasuk diantaranya seorang kepala sekolah Sniper Waffen SS yang ditugaskan untuk memburu seorang pahlawan sniper Rusia.

Serdadu Rusia memberikan nama “Akademi Tempur Jalanan Stalingrad” kepada kota tersebut. Mereka pun hampir selalu dalam keadaan kelaparan dikarenakan arus logistik yang menyebrang sungai Volga ditenggelamkan bomber Jerman Stuka, begitupun halnya terjadi kepada kapal-kapal yang berisikan pasukan tambahan yang akhirnya tenggelam sebelum mencapai di kota Stalingrad dan menelan banyak korban.

Namun bombardir oleh Tank dan Stuka Jerman tak lama kemudian pun ditandingi oleh pihak Rusia yang menempatkan artileri di seberang Timur sungai Volga, mulai dari Mortar sampai Roket Katyusha. Stuka Jerman pun tak berdaya untuk melumpuhkannya karena dilindungi oleh banyak artileri anti udara. Angkatan Udara Rusia pun secara perlahan meningkatkan serangannya dengan bertambahnya produksi pesawat tempur dan perekrutan pilot-pilot baru.

Bagi para prajurit dan sisa sipil yang bertahan di dalam kota, hidup di Stalingrad adalah kebisingan neraka yang tak berhujung berupa suara letusan kontak senjata, ledakan bom, dan suara mendirikan bulu roma dari siulan roket Katyusha dan tukikan pesawat pembom Stuka.

Pada akhir Oktober 1942, garis depan Rusia telah terpukul sedemikian rupa sehingga hanya menduduki kantong-kantong kecil di dalam kota. Namun mereka diselamatkan oleh keletihan tentara Jerman, kekurangan amunisi, dan musim dingin kejam Rusia yang kembali datang tanpa belas kasihan.

Tapi Hitler yang mulai frustasi oleh posisi imbang ini, mulai mendorong divisi-divisi cadangan ke garis depan. Hal ini melemahkan sisi pertahanan Jerman di garis belakang di Selatan dan Barat Stalingrad. Hitler berasumsi bahwa pihak Rusia telah menghabiskan seluruh cadangan pasukannya untuk menahan garis depannya di dalam kota, yang merupakan kesalahannya yang terbesar.

Serangan Balik Rusia
Jendral Zhukov, Field Marschall Rusia merencanakan sebuah serangan balik besar-besaran yang diberikan kode nama “Operation Uranus”, yang akan memukul Jerman di dua titik lemahnya, yakni di 100 kilometer Barat Stalingrad, dan di 100 kilometer Selatan. Dua ujung tombak Rusia tersebut rencananya akan bertemu di Tenggara Stalingrad setelah menghancurkan garis belakang dan sisi pertahanan Jerman, kemudian mengepung kota Stalingrad dan seluruh Grup 6 Jerman di dalamnya, memutuskan jalur logistik. Sebuah tipikal rencana Bltizkrieg, namun kali ini sebagai senjata makan tuan.

Persiapan Rusia meliputi setiap aspek operasional dan logistik dilakukan dengan sangat matang, dan dalam kerahasiaan. Lebih dari satu juta prajurit disiapkan, 14.000 artileri berat, 1000 tank T-34, dan 1350 pesawat tempur. Jumlah yang sekarang jauh diatas seluruh pasukan Jerman yang ada di Stalingrad. Dan ketika rencana serangan balik ini diketahui lawan pada akhir Oktober, telah terlambat bagi pihak Jerman untuk melakukan apapun. Meski sebenarnya adalah obsesi Hitler yang secara fatal membuat lambatnya reaksi dari pihak Jerman, dimana ketika semua jendral Jerman Reich memohon kepadanya untuk mengevakuasi Grup 6 dari Stalingrad, Hitler malah dengan lantang berteriak, “Saya tidak akan meninggalkan Volga!”.

Serangan balik Rusia dimulai pada 19 November 1942, yakni 3 bulan setelah perang Stalingrad dimulai. Rusia memukul sisi pertahanan Jerman yang dijaga oleh Grup 3 dan Grup 4 sekutu Romania. Rusia mengetahui dari intelijen bahwa sekutu Jerman yang satu ini paling buruk moral pasukan dan persediaan logistiknya.

Dibawah tekanan mendadak artileri Rusia dan barisan Tank, pertahanan Romania jatuh dalam hitungan jam, dan menyerah dalam 2 hari. Dan ketika beberapa unit Jerman dikirim untuk membantu, semuanya sudah terlambat. Dalam 4 hari, 2 ujung tombak serangan balik Rusia tersebut telah berhasil bertemu di 100 kilometer Tenggara Stalingrad sesuai rencana.

Pasukan Jerman yang Terperangkap
Seluruh pasukan Grup 6 Jerman Reich sekarang terperangkap di dalam dan di sekitar kota Stalingrad. Untuk mencegah Jerman keluar dari kepungan, garis depan Rusia memperluas jarak yang memisahkan Grup 6 Jerman dengan ujung tombak Jerman lainnya diluar Stalingrad dengan mempertebal garis pertahanan sampai mencakup luas area lebih dari 100 kilometer, ini dilakukan dengan cara menempatkan 60 divisi dan 1000 tank. Sebagai reaksi, Hitler memerintahkan Jendral Von Paulus, panglima komando Grup 6 untuk tetap pada posisi dan mempertahankannya dengan segala cara, bertolak belakang dari nasihat seluruh jendralnya agar segera memerintakan Paulus untuk mencoba keluar dari kepungan.

Hermann Goering, Reichsmarschall menjanjikan Hitler akan menerbangkan 500 ton logistik setiap harinya kepada pasukan Von Paulus. Namun Goering tidak terlebih dahulu konsultasi dengan staf-stafnya di Luftwaffe ketika menjanjikan ini kepada Hitler, bahwa kenyataannya janji tersebut jauh diatas kapasitas sebenarnya Luftwaffe pada waktu itu, tapi bagi Goering, itu adalah janji yang Hitler ingin dengar. Meskipun begitu, operasi suplai logistik melalui udara pun dilakukan. Dalam proses suplai tersebut, Luftwaffe kehilangan 488 pesawat kargo karena tertembak jatuh, yang pada akhirnya hanya 100 ton logistik per hari terealisasi, membuat pasukan Grup 6 secara cepat kehilangan kemampuan bertempur karena kekurangan amunisi dan kelaparan.

Baru setelah 3 minggu kemudian, Jendral Von Manstein, panglima komando Ujung Tombak Jerman lain yang berada di Selatan Rusia mencoba menembus pertahanan Rusia, yakni pada 12 Desember 1942. Namun ia tak sanggup mencapai Grup 6 Von Paulus. Kemudian pada tanggal 10 Januari 1943, setelah berulangkali memberikan ultimatum kepada Von Paulus untuk menyerah, Zhukov memutuskan untuk memberikan pukulan terakhir untuk menghancurkan seluruh pasukan Grup 6 Jerman yang bertahan di dalam kota Stalingrad.

47 Divisi Rusia menyerang Grup 6 Von Paulus dari berbagai arah. Setiap serdadu Jerman bertahan sampai titik darah penghabisan karena kepercayaan bahwa tertawan pihak Rusia adalah sama dengan mati. Namun seminggu kemudian, garis depan Jerman yang kelaparan dipukul mundur masuk kedalam kota setelah kehilangan setengah pasukannya.

Lalu pada 22 Januari 1943, kedinginan, kelaparan, pertahanan terakhir Grup 6 pun jatuh. Hitler langsung mempromosikan Jendral Von Paulus menjadi Field Marshal dan mengingatkan bahwa belum pernah ada Field Marshal Jerman tertangkap hidup-hidup dalam sejarah Jerman. Namun Von Paulus tertangkap keesokan harinya ketika sedang bersembunyi di cellar sebuah rumah.

Akhir Cerita
Pada 2 Februari 1943, seluruh sisa pasukan Grup 6 tertawan oleh Rusia.. Hitler murka, dan menyalahkan Von Paulus dan Goering bertanggung jawab atas kekalahan ini. Jerman kehilangan 150.000 prajurit tewas, dan 91.000 tertawan (Dimana hanya 5000 yang selamat dari penjara Rusia bertahun-tahun kemudian). Total prajurit pihak Jerman yang tewas di medan pertempuran Stalingrad adalah 300.000 orang termasuk prajurit sekutu Itali dan Romania. Sementara di pihak Rusia adalah 500.000 serdadu dan sipil.

Namun pukulan paling telak yang sebenarnya bagi Jerman Reich oleh kekalahan di Stalingrad ini adalah, hilangnya citra tak terkalahkan dan menakutkan yang selama ini selalu membuat lawan manapun bergetar ketakutan. Mata dunia terbuka dan tersadarkan bahwa pasukan Jerman hanyalah manusia biasa dan dapat dikalahkan. Ini menaikan moral pasukan Rusia, Inggris dan Amerika, dan sebaliknya menurunkan moral seluruh sisa pasukan Jerman dan jendral-jendralnya, yang kemudian menjadi titik balik penting Perang Dunia 2.

Karena setelah perang Stalingrad, keadaan mulai berbalik. Pasukan Jerman diseluruh Eropa mulai perlahan-lahan dipukul mundur oleh pasukan sekutu yang mulai yakin bahwa perang ini dapat dimenangkan.

Grup Pasukan 62 Rusia diberikan kehormatan naik status menjadi pasukan elit “Penjaga” Rusia, dimana 2 tahun kemudian Jendral Chuikov sendiri yang memimpin pasukan lulusan “Akademi Tempur Jalanan Stalingrad” itu masuk ke Berlin pada tahun 1945. Bahkan Chuikov secara pribadi yang menerima secara simbolis menyerahnya Jerman ketika Berlin jatuh pada tanggal 1 Mei 1945. Jendral Chuikov dipromosikan menjadi Field Marshal, dan menjabat sebagai Menteri Pertahanan Rusia sampai tahun 1960.


sumber by: http://alifrafikkhan.blogspot.com
BACA SELENGKAPNYA - Titik Balik Peperangan Di Front Timur, Awal Dari Kekalahan Jerman!

Senin, 11 Februari 2013

5 pertempuran paling besar dalam perang dunia ke 2

1. Pertempuran Britannia: 
Pertempuran Britannia adalah pertempuran antara Luftwaffe ( Angkatan Udara Jerman ) dengan RAF (Angkatan udara Inggris) pada tahun 1940-41. Pertempuran ini dilatari oleh upaya Jerman untuk membom daratan Inggris dari udara. Upaya ini dicegah oleh RAF yang mengirim pesawat-pesawat tempurnya untuk menghadang skuadron pesawat pembom Jerman. Sebab pemrintah Inggris sadar bila udara Inggris sampai dikuasai Jerman, maka akan sangat mudah bagi Jerman untuk menginvasi Inggris melalui operasi Singa Laut. Pada pertempuran ini AU Jerman (Luftwaffe) mengerahkan 1.200 Pesawat Pembom maupun Pemburu yang terdiri dari jenis Heinkel He-111H (Pembom medium ), Junkers JU-88 (Pembom cepat ), Dornier Do-17Z (Pembom ringan ), Messerschmitt Bf-109 ( pemburu ) dan Junkers Ju-87 Stuka ( pembom tungkik ). Sedangkan sebagai penangkalnya RAF mengerahkan 650 pesawat pemburunya yang terdiri dari Spitfire , Hawker Hurricane dan Bristol Beufighter. Dalam Pertempuran ini baik Luftwaffe maupun RAF menderita korban yang cukup banyak dan sebagian kota London hancur karena serangan pembom Jerman yang bertubi-tubi. Tetapi entah mengapa, Hitler menunda operasi Singa Laut, sehingga serangan udara terhadap Inggris disurutkan pada tahun 1941.
 
 2. Pertempuran Stalingrad: 
Pertempuran Stalingrad, terjadi pada 23 Agustus 1942 hingga 2 Februari 1943, merupakan pertempuran sengit antara Jerman dan sekutunya melawan Uni Soviet, memperebutkan kota Stalingrad (yang sekarang bernama Volgograd), dalam Perang Dunia II. Pertempuran ini dianggap sebagai titik balik Perang Dunia II, dan sebagai pertempuran paling berdarah sepanjang sejarah, dimana 1,5 juta orang lebih terbunuh dari kedua pihak. Kedua pihak bertempur dengan brutal dan tidak memperdulikan korban warga sipil. Pertempuran ini terdiri dari beberapa fase, yaitu pengepungan Jerman terhadap Stalingrad, pertempuran dalam kota, serangan balik Soviet, serta pengepungan serta penghancuran kekuatan-kekuatan Poros di sekitar Stalingrad, yang ditulangpunggungi Tentara Keenam Jerman.
  
3. Pertempuran El Alamein:  
Pertempuran El Alamein Pertama terjadi di antara 1 Juli dan 27 Juli 1942. Pasukan Jerman sudah maju ke titik pertahanan terakhir sebelum Alexandria dan Terusan Suez. Namun mereka telah kehabisan suplai, dan pertahanan Inggris dan Persemakmuran menghentikan arah mereka.
Pertempuran El Alamein Kedua terjadi di antara 23 Oktober dan 3 November 1942 sesudah Bernard Montgomery menggantikan Claude Auchinleck sebagai komandan Eighth Army. Rommel, panglima cemerlang Korps Afrika Tentara Jerman, yang dikenal sebagai “Rubah Gurun”, absen pada pertempuran luar biasa ini, karena sedang berada dalam tahap penyembuhan dari sakit kuning di Eropa. Montgomery tahu Rommel absen. Pasukan Persemakmuran melancarkan serangan, dan meskipun mereka kehilangan lebih banyak tank daripada Jerman ketika memulai pertempuran, Montgomery memenangkan pertempuran ini.Sekutu mempunyai keuntungan dengan dekatnya mereka ke suplai mereka selama pertempuran. Lagipula, Rommel hanya mendapat sedikit atau bahkan tak ada pertolongan kali ini dari Luftwaffe, yang sekarang lebih ditugaskan dengan membela angkasa udara Eropa Barat dan melawan Uni Soviet daripada menyediakan bantuan di Afrika Utara untuk Rommel. Setelah kekalahan Jerman di El Alamein, Rommel membuat penarikan strategis yang cemerlang ke Tunisia. Banyak sejarawan berpendapat bahwa berhasilnya Rommel pada penarikan strategis Korps Afrika dari Mesir lebih mengesankan daripada kemenangannya yang lebih awal, termasuk Tobruk, karena dia berhasil membuat seluruh pasukannya kembali utuh, melawan keunggulan udara Sekutu dan pasukan Persemakmuran yang sekarang diperkuat oleh pasukan AS.
 
4. Pertempuran Berlin: 
Pertempuran Berlin adalah salah satu pertempuran terakhir dari Teater Perang Dunia II di Eropa. Angkatan darat Soviet yang besar di bawah pimpinan Georgy Zhukov dan Ivan Konev menyerang Berlin dari timur. Pertempuran ini berlangsung dari akhir April 1945 sampai awal Mei.
 
5. Pertempuran Kharkov Ketiga : 
Pertempuran Kharkov Ketiga adalah serial operasi militer yang dilaksanakan oleh Jerman melawan Tentara Merah di sekitar kota Kharkov (Kharkiv), antara 19 Februari dan 15 Maret 1943. Disebut oleh Jerman sebagai Kampanye Donet, dan oleh Soviet sebagai operasi DOnbas dan Kharkov, serangan balasan Jerman menyebabkan kehancuran 52 divisi Soviet dan merebut kembali kota Kharkov dan Belgorod
.
BACA SELENGKAPNYA - 5 pertempuran paling besar dalam perang dunia ke 2

Minggu, 03 Februari 2013

percakapan seorang sarjana dengan senior nya

Suatu ketika saya berdiskusi dengan seorang sarjana yang sedang menamatkan tesis PhD-nya. Saya sangat terkejut ketika dia mengatakan kalau tesisnya berkaitan dengan sosok pemimpin besar Nazi, yaitu Adolf Hitler. Saya katakan padanya “Apakah sudah habis semua tokoh Islam di dunia ini hingga ia pun memilih “si kejam ini” untuk dijadikan bahan penelitian?”. Dia tertawa lalu bertanya apa yang aku ketahui tentang Hitler? Saya lalu menjawab bahwa Hitler seorang pembunuh yang membunuh secara sporadis tapi berhasil membawa Jerman menguasai banyak hal. Lalu dia bertanya lagi padaku; “Dari mana aku mendapatkan informasi itu” Saya pun menjawab: sumberku dari TV, internet dan pastinya buku-buku. Lalu dia berkata: ”Baiklah, pihak Inggris telah melakukan lebih dahsyat dari itu. Pihak Jepang semasa zaman Kekaisarannya dulu juga sama. Tapi kenapa dunia hanya menghukum Hitler dan meletakkan kesalahan bahkan memburuk-burukkan nama Nazi seolah-olah Nazi masih ada hingga hari ini. Sedangkan mereka melupakan kesalahan pihak Inggris kepada Scotlandia, pihak Jepang kepada dunia dan pihak Afrika Selatan kepada kaum kulit hitam mereka?”


Saya lantas meminta penjelasan lebih jauh darinya. Ia pun melanjutkan, katanya: “Ada dua sebab mengapa Hitler/Nazi selalu di pojokkan, yaitu:
Prinsip Hitler berkaitan dengan Yahudi, Zionisme dan berdirinya negara Israel. Hitler pun di tuduh telah melancarkan Holocaust untuk menghapus Yahudi karena beranggapan Yahudi akan menghancurkan dan menguasai dunia pada suatu hari nanti. Padahal Holocaust sendiri hingga kini masih menjadi pertanyaan besar, apakah memang benar-benar terjadi dan dilakukan oleh Nazi.
Prinsip Hitler berkaitan dengan Islam. Hitler telah mempelajari sejarah kerajaan terdahulu dan umat yang lampau, bahkan beliau telah menyatakan bahwa ada tiga pengaruh yang terkuat, yaitu Persia, Romawi dan Arab. Ketiga pengaruh ini telah menguasai dunia di masa lalu bahkan Persia serta Romawi telah mengembangkan pengaruh mereka hingga hari ini, sedangkan Arab sendiri sungguh sangat di sayangkan masih lebih kepada persengketaan sesama mereka saja. Dia melihat ini sebagai satu masalah yang besar, karena Arab akan merusak pengaruh Islam yang menurutnya dulu begitu hebat.


Atas rasa kagumnya Hitler pada pengaruh Islam, ia telah mencetak risalah yang berkaitan dengan Islam dan disebarkan kepada tentara Nazi semasa perang, bahkan kepada tentara yang bukan Islam.
Hitler juga telah memberi peluang kepada tentara Jerman yang beragama Islam untuk menunaikan shalat ketika masuk waktunya dimana saja, bahkan tentara Jerman pernah shalat di dataran Berlin dan Hitler ketika itu menunggu mereka sampai selesai shalat berjama`ah untuk menyampaikan pidatonya.
Hitler juga sering bertemu dengan para ulama Islam dan meminta pendapat mereka serta belajar dari mereka tentang agama atau bagaimana kisah Rasulullah SAW dan para sahabat.
Beliau juga meminta para Syeikh agar mendampingi tentaranya (Nazi) untuk mendoakan mereka yang bukan Islam dan memberi semangat kepada yang beragama Islam untuk melawan Yahudi.
Semua informasi ini adalah hasil kajian sejarah yang dilakukan oleh sahabat saya untuk tesis PhD-nya dan beliau meminta saya untuk tidak merubah atau menambahkan yang lainnya, agar tidak menyusahkannya pada saat memaparkannya nanti (seminar). Dia tidak mau saya campurkan dengan bahan dari sumber internet karena saya bukan pakar sejarah. Tetapi gambar-gambar yang ada disini mungkin sudah lama tersebar dan semua orang bisa melihatnya di internet.
Namun, saya sedikit “nakal” untuk tidak 100% mematuhi permintaannya. Karena ada juga sisi lain yang bisa menjelaskan tentang sosok Adolf Hitler sebagai pelengkap artikel ini. Dari sisi sebagai manusia biasa, dia tetaplah manusia yang memiliki sifat kemanusiaan dan rasa belas kasih terhadap sesama.
Berikut yang saya dapatkan:


1. Pengaruh Al-Quran di dalam ucapan Hitler.
Ketika tentara Nazi tiba di Moscow, Hitler hendak menyampaikan pidato. Dia pun memerintahkan penasihat-penasihatnya untuk mencari kata-kata pembukaan yang paling cocok dan mengandung arti yang luar biasa dari kitab agama, kata-kata ahli filsafat ataupun dari bait syair. Seorang sastrawan Iraq yang tinggal di Jerman lalu mengusulkan ayat Al-Qur`an berikut ini:
“Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan” (QS. Al-Qamar [54] : 1)
Hitler merasa kagum dengan ayat ini dan menggunakannya sebagai kalam pembukaan dan isi kandungan pidatonya. Memang para ahli tafsir menguraikan bahwa ayat tersebut bermaksud kehebatan, kekuatan dan memberi maksud yang mendalam. Sebab dulu di zaman Rasulullah SAW pernah terjadi satu mukjizat dari beliau yaitu membelah bulan dengan jari telunjuknya.
Perkara ini dinyatakan oleh Hitler di dalam bukunya yang berjudul Mein Kampf, yang ditulis di dalam penjara. Dia menjelaskan bahwa banyak aspek tindakannya berdasarkan ayat Al-Qur`an, khususnya yang berkaitan dengan tindakannya terhadap kaum Yahudi.


2. Hitler bersumpah dengan nama Allah yang Maha Besar
Hitler telah memasukkan sumpah dengan nama Allah yang Maha Besar di dalam ikrar para tentaranya yang akan tamat belajar di akademi tentara Jerman. Berikut isinya:
”Aku bersumpah dengan nama Allah (Tuhan) yang Maha Besar dan ini adalah sumpah suciku, bahwa aku akan mentaati semua perintah komandan tentera Jerman dan pemimpinnya Adolf Hitler, pemimpin bersenjata tertinggi, bahwa aku akan senantiasa bersedia untuk berkorban dengan nyawaku kapanpun demi pemimpinku”


3. Hitler yang enggan meminum beer (arak)
Hitler tidak mau meminum beer (arak) pada saat dia cemas dalam keadaan Jerman yang agak goyah dan bermasalah. Contohnya adalah ketika para dokter meminta dia minum beer sebagai obat tapi dia tidak mau, sambil mengatakan; ”Bagaimana Anda ingin agar seseorang itu minum arak untuk tujuan pengobatan sedangkan dia tidak pernah seumur hidupnya menyentuh arak?”. Ya memang, Hitler tidak pernah menjamah arak sepanjang hayatnya. Minuman kebiasaan beliau hanyalah teh yang di racik secara khusus.


4. Hitler dan anak-anak
Sebagai sosok yang sering disamakan dengan figur yang menakutkan, kejam, tidak manusiawi dan pembunuh sadis, ternyata Hitler mempunyai sisi yang sebaliknya. Ia juga seorang pemimpin yang menyukai anak-anak sebagai wujud kemanusiaannya.
Sungguh, banyak peristiwa dan fakta sejarah yang disembunyikan di dunia ini. Entah apa alasannya, yang jelas ini tidaklah baik bagi perkembangan sejarah dunia. Bagaimanapun juga yang baik haruslah dikatakan baik dan yang salah harus dikatakan salah pula. Tidak boleh sebaliknya, apalagi disembunyikan. Sedangkan tujuan dari penulisan artikel ini tidaklah untuk membela apa yang pernah dilakukan oleh Adolf Hitler, tetapi hanya bertujuan untuk menyingkap apa yang disembunyikan oleh banyak pihak – Barat khususnya – sebagai fakta sejarah. Semoga kita semua mendapatkan manfaat.
BACA SELENGKAPNYA - percakapan seorang sarjana dengan senior nya